Rabu, 09 Januari 2013

Seni Sebagai Perekat Keutuhan Bangsa Yang Berbhineka


Indonesia sebagai negara yang berbhineka tunggal ika sesungguhnya kaya akan budaya dan kesenian tradisional di tiap-tiap daerah. Keanekaragaman seni budaya tersebut dapat dilihat dari aspek bahasa, kesenian, dan adat istiadat. Namun ironisnya, generasi muda sebagai penerus budaya tidak begitu banyak yang berminat melestarikan maupun sekedar mempelajari seni budaya lokal. Bangsa Indonesia, masyarakat Jawa khususnya tidak menyadari bahwa banyak budaya dan kesenian modern terutama yang berasal dari negara asing sangat berpengaruh bagi pola pikir generasi muda. Persoalan ini sangat berkaitan dengan kondisi bangsa Indonesia yang belum juga lepas dari krisis sejak tahun 1997. Generasi muda sebagai penerus pembangunan hendaknya memiliki rasa bangga dan jiwa kepahlawanan dalam menyikapi suatu masalah. Sikap tersebut dapat dimulai dengan rasa bangga dan mencintai seni budaya. Melalui seni seseorang belajar peka terhadap lingkungannya. Hingga sekarang ini, bangsa Indonesia telah mengalami krisis multidimensi. Berawal dari krisis moneter (ekonomi), krisis politik hingga krisis moral yang semakin menjadikan bangsa Indonesia terpuruk. Persoalan tersebutlah yang melatarbelakangi munculnya gagasan penelitian tentang peran lirik lagu dolanan sebagai salah satu dari seni sastra tradisional di Jawa Tengah dalam mewujudkan semangat persatuan dan
kebangsaan. Alasan lain karena hingga saat ini lagu dolanan cenderung dianggap sebagai lagu permainan semata. Melalui pendekatan hermeneutik fenomenologi penelitian ini mencoba mengungkap simbol dan makna dalam lirik lagu-lagu dolanan di Jawa Tengah. Simbol dan makna lirik lagu dolanan tersirat dalam pendidikan ketuhanan, budi pekerti, dan kehidupan berbangsa dan bertanah air. Implementasi simbol dan makna kebangsaan lagu dolanan dalam pendidikan formal (sekolah) dapat dilakukan melalui pengajaran apresiasi sastra pada Mata Pelajaran Bahasa Jawa. Di dalam pendidikan non formal (keluarga, masyarakat: komunitas seni, sanggar seni, seniman) bentuk implementasi yang ditempuh sebagai upaya sosialisasi, dilakukan dengan mengaplikasikan lagu-lagu dolanan baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. Sehingga lagu dolanan bukan lagi dianggap lagu dolanan anak semata, tetapi merupakan seni sastra tradisi milik seluruh masyarakat. Kerjasama yang harmonis antara orang tua, lingkungan, lembaga terkait, dan pemerintah akan berandil amat besar bagi kelestarian seni budaya daerah yang merupakan sumber aset budaya nasional.

Indonesia sebagai negara yang berbhineka tunggal ika sesungguhnya kaya akan budaya dan
kesenian tradisional di tiap-tiap daerah. Keanekaragaman seni budaya tersebut dapat dilihat dari aspek bahasa, kesenian, dan adat istiadat. Namun ironisnya, generasi muda sebagai penerus budaya tidak begitu banyak yang berminat melestarikan maupun sekadar mempelajari seni budaya lokal. Salah satu hasil budaya yang juga merupakan seni sastra tradisional yaitu lagu dolanan dari Jawa Tengah. Saat ini, lagu dolanan sebagai seni sastra tradisional yang amat dekat dengan kehidupan masyarakat Jawa, justru semakin menyusut peminatnya. Banyak kesenian modern menjadikan generasi muda, di Jawa Tengah khususnya, asing dengan budaya daerahnya sendiri. Sebagian besar generasi muda lebih banyak memilih kesenian yang dapat menghibur. dengan menggunakan teknologi canggih. Karya seni lokal telah dikesampingkan karena dianggap kuno. Faktor lain yang mempengaruhi minimnya pemahaman dan ketertarikan generasi muda pada seni budaya lokal adalah kurang menariknya kemasan dan proses sosialisasi oleh generasi sebelumnya. Bangsa Indonesia, masyarakat Jawa khususnya tidak menyadari bahwa banyak budaya dan kesenian modern terutama yang berasal dari negara asing sangat berpengaruh bagi pola pikir generasi muda. Persoalan ini sangat berkaitan dengan kondisi bangsa Indonesia yang belum juga lepas dari krisis sejak tahun 1997. Alasan ini muncul sebab generasi muda sebagai penerus pembangunan hendaknya memiliki rasa bangga dan jiwa kepahlawanan dalam menyikapi suatu masalah. Sikap tersebut dapat dimulai dengan rasa bangga dan mencintai seni budaya. Melalui seni seseorang belajar peka terhadap lingkungannya. Hingga sekarang ini, bangsa Indonesia telah mengalami krisis multidimensi. Berawal dari krisis moneter (ekonomi), krisis politik hingga krisis moral yang semakin menjadikan bangsa Indonesia terpuruk. Persoalan tersebutlah yang melatarbelakangi munculnya gagasan penelitian tentang peran lirik lagu dolanan sebagai salah satu dari seni sastra tradisional di Jawa Tengah dalam mewujudkan semangat persatuan dan kebangsaan. Mengacu pada latar belakang di atas penelitian ini merumuskan permasalahan yang difokuskan pada dua hal yaitu : 1) unsur kebangsaan apa sajakah yang terdapat dalam simbol dan makna lirik lagu-lagu dolanan di Jawa Tengah melalui pendekatan hermeneutik?, dan 2)
bagaimanakah bentuk implementasi lirik lagu dolanan dalam dunia pendidikan?.

Hermeneutik akan diasumsikan sebagai seni, ilmu, metode, atau pendekatan adalah sebuah pilihan. Tulisan ini memandang hermeneutik sebagai kajian sebuah metode dalam proses analisis sebuah karya. Konsep hermeneutik yang dipakai mengacu pada penyelarasan dari berbagai pandangan hermeneut-hermeneut, sebab pandangan para ahli terdahulu tentang hermeneutik memiliki benang merah berupa interpretasi atau pemahaman, kesadaran, simbol
dan filsafat.

Simbol dan Makna
Simbol dan makna adalah dua istilah berbeda namun tidak dapat dipisahkan antara satu dan
lainnya. Keduanya memiliki keterkaitan. Untuk mengetahui simbol dan makna yang ada dalam sebuah karya sastra maka terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian simbol dan makna. Kata simbol berasal dari bahasa Yunani symbolos, berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang (Herusatoto 2005:10). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia simbol diartikan tanda, lukisan, lencana. Pierce (dalam Budiman 1999:108)
mengemukakan bahwa simbol adalah salah satu jenis tanda yang bersifat arbiter dan konvensional. Berdasarkan pengertian ini simbol merupakan ekuivalen dari pengertian Saussure tentang tanda. Arbiter dalam hal ini artinya bahwa sebuah simbol merupakan jenis tanda yang sangat dimungkinkan memiliki lebih dari satu tafsiran atau makna, jadi interpretasi dari penikmat atau pengkaji satu dengan yang lain boleh jadi berbeda atau disebut
manasuka. Misal, kata “warna hitam” bisa berarti duka, malam, gelap, mati, dan lain sebagainya.

Kaitannya dengan lirik lagu, simbol dianggap berakar dalam manusia, mengundang untuk berfikir. Konsep simbol memberi vitalitas pada pemikiran kehidupan berseni. Untuk memahami lirik sebuah lagu, sikap rasional saja tidaklah cukup. Oleh sebab itu, jika bahasa atau lirik sebuah lagu diidentikkan bersumber pada rasio, maka mudah dilihat betapa definisi tersebut tidak mampu menerangkan secara menyeluruh. Ini artinya pars pro toto saja atau bagian dianggap sebagai keseluruhan. Ada bahasa logis atau ilmiah ada juga bahasa puitis. Bahasa bukanlah sekedar ekspresi pikiran atau gagasan, melainkan juga ekspresi perasaan-perasaan, afeksi-afeksi. Untuk memahami bentuk-bentuk kehidupan budaya, bentuk-bentuk simbol butuh dipahami (Susantina 2001:444).

Lagu dolanan dan Jenis-jenisnya
Lagu dolanan adalah bentuk seni sastra tradisional atau nyanyian rakyat dengan suatu irama dan permainan tertentu, oleh sekelompok anak-anak. Setiap lagu dolanan memiliki maksud tertentu. Lagu-lagu dolanan memiliki lirik-lirik atau syair yang tersusun dari kata-kata indah yang memiliki makna. Lagu dolanan adalah lagu yang dinyanyikan dengan bermain-main atau lagu yang dinyanyikan dalam suatu permainan tertentu. Misalnya, dulu setiap malam bulan purnama anak-anak bermainmain di halaman. Mereka memanfaatkan malam terang dengan berbagai permainan. Permainan tersebut ada yang diiringi gerak sesuai isi lagu yang dinyanyikan (Endraswara 2005:99). Sementara itu, Rahardjo (dalam Ardiyanti 2003:5) mengemukakan pendapatnya tentang lagu dolanan, yaitu lagu-lagu yang bisa dinyanyikan anak-anak Jawa dengan gerak atau tidak. Bahkan sering diiringi musik dan gerakan sehingga sangat menyenangkan. Sebagai lagu dolanan, kesenian ini dilaksanakan pada sembarang waktu dan tempat ketika anak-anak sering bermain dengan kelompoknya. Setiap daerah di Indonesia memiliki beragam jenis lagu dolanan. Jumlahnya mencapai ratusan. Di Jawa Tengah sendiri terdapat seratus lebih judul dan bentuk lagu dolanan. Endraswara (2005:103) mengelompokkan lagu-lagu dolanan ke dalam 8 jenis atau kelompok meliputi : Proto Folksong, Lagu Nina Bobo (lullaby), Lagu profetik, Lagu Permainan (play song), Lagu Perjuangan, Lagu Jenaka, Lagu Mantra Anak, dan Lagu Sindiran.

0 komentar:

Posting Komentar